Wilujeng Sumping

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Tifunk

Bovenk

Translator

Penyebab Diare dan Gejala Diare

Kamis, 27 Januari 2011

Penyebab Diare

Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:

  1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
  2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
  3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
  4. Pemanis buatan

Berdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus.

Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.

Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.

Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.

Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi.

Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot.

Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkan diare.

Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus.

Gejala Diare

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:

  • Muntah
  • Badan lesu atau lemah
  • Panas
  • Tidak nafsu makan
  • Darah dan lendir dalam kotoran

Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.

Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.

Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.

Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.

Kalau berbicara tentang penyakit diare mungkin sudah banyak orang yang tau. Diare adalah penyakit dengan gejala buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari. Biasanya berbentuk cair/encer dan merupakan pergerakan tinja yang cepat melalui usus.

Penyebab diare ternyata bermacam-macam. Yaitu ada diare psikogenik dan diare emosional yaitu diare akibat ketegangan saraf atau bahasa lainnya diare karena grogi atau stress hehhe.

Ada juga diare yang disebabkan oleh virus atau bakteri, Biasanya diare jenis ini yang sering menyerang pada kita-kita dan anak kecil. Infeksi ini menyerang saluran pencernaan pada ujung distal illium dan usus besar. Akibatnya mukosa teriritasi dan kecepatan untuk mencerna makanan menjadi meningkat.

Ada juga diare yang khusus yaitu diare yang disebabkan oleh kuman tertentu:

  1. Diare pada amoebiasis oleh disentri amoeba.

Diare ini disebabkan oleh infeksi entamuba histolitika di dalam usus besar. Infeksi dapat menyebabkan ulserasi atau perlukaan pada dinding kolon.

Ciri-ciri terkena diare ini adalah diare 20 kali atau bahkan lebih dalam sehari, tinja berbau disertai darah dan lendir, mengeluh nyeri perut dan lemah , menyebabkan berat badan menurun.

Bila diare tidak ditangani dengan cepat dapat menyebakan panas yang tinggi dan disertai nyeri perut yang menyeluruh dan kejang.

  1. Diare pada shigellosis oleh disentri basiler.

Diare ini di sebabkan oleh bakteri shigella dysentriae yang menembus dan berkembang di dalam usus.

Ciri-cirinya bila nyeri pada perut bagian bawah, panas tinggi, menggigil, hilang nafsu makan, malas, sakit kepala dan lemah. Tinja bercampur dengan darah dan lendir

  1. Diare pada kolera.

Diare ini disebabkan oleh toksin kolera yang menyerang sekresi elektrolit dan air.

Ciri-cirinya ada “watery diarrhea” yaitu tinja yang mengeluarkan lebih banyak air dari pada ampas. Tidak ada nyeri namun muntah tanpa mual, dapat menyebabkan dehidrasi dalam waktu singkat dan syok hipovolemik.

Sebenarnya diare bukanlah penyakit yang berbahaya apabila tidak di tangani dengan baik. Komplikasi yang bisa terjadi adalah adanya dehidrasi dan syok hipovolemik akibat banyaknya cairan yang keluar dari tubuh tanpa diimbangi oleh masuknya cairan.

Mungkin cara yang termudah untuk penanganan diare adalah untuk mecegah dehidrasi dan syok. Pasien harus diusahakan makan dan minum yang banyak, minum oralit atau bisa minum cairan pengganti elektrolit untuk mencegah dehidrasi.

Memang apabila terjangkit penyakit diare biasanya kita tidak berselera untuk makan dan minum, saya juga pernah mengalami nya sendiri namun harus “dipaksa” untuk mencegah komplikasi.

Bila diare tidak segera sembuh dalam kurun waktu 1×24 jam segera periksakan diri ke dokter. Semoga bermanfaat, jaga kebersihan makan dan tangan yahh

Pencegahan Diare

Diare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease). Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-paru.

Penyakit diare dapat ditularkan melalui:

  • Pemakaian botol susu yang tidak bersih
  • Menggunakan sumber air yang tercemar
  • Buang air besar disembarang tempat
  • Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.

Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang air besar. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam mulut anak harus diawasi.

Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika diterapkan secara luas, akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh dunia, khususnya balita

Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain ASI, imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare,” tambah dr. Luszy Arijanty, Sp.A.

“Penyebab utama diare pada orang dewasa adalah bakteri yang mengkontaminasi makan dan minuman, sehingga mencegah diare pada orang dewasa adalah dengan memperhatikan kebersihan makanan dan minuman. Jadi pilihlah makanan yang tetap dalam keadaan baik,” saran dr. Ari Fahrial Syam, SP.PD, KGEH, MMB.

Suntikan Vaksin Rotavirus

Di Indonesia kematian anak mencapai 240.000 orang per tahun. Kematian anak karena diare 50.400 orang. Dari jumlah itu 10.088 anak di antaranya akibat rotavirus. Di Jakarta dan Surabaya sekitar 21-42 persen balita meninggal akibat diare dari rotavirus.

Rotavirus ditemukan pertama kali oleh Ruth Bishop (Australia) tahun 1973. Di Indonesia rotavirus ditemukan pada 1976. Rotavirus kemungkinan masuk ke tubuh manusia bukan hanya lewat oral tapi juga melalui saluran pernafasan.

Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut). Sayangnya di Indonesia, vaksin rotavirus ini belum ada. Namun karena rotavirus generasi awal itu strainnya sama dengan yang di dunia, G1, G2, G3, dan G4, maka vaksin yang sudah ada di negara lain bisa digunakan.

Tahun 2005, strain rotavirus di Indonesia berubah menjadi G9. Jenis ini jarang meski sempat ditemukan di India. Saat ini Amerika, hampir di semua negara Eropa, Cina, India, Bangladesh dan Filipina, sudah menggunakan vaksin rotavirus. Bahkan di Filipina dan Amerika vaksinasi rotavirus termasuk diwajibkan.

Sementara itu di Indonesia, vaksinasi rotavirus belum ada. Rotavirus diberikan 2-3 kali pada bayi usia 6-8 minggu. Harganya memang masih mahal Rp 300 ribu-500 ribu satu kali vaksin. Jika digunakan massal, bisa lebih murah sebagaimana hepatitis B. Saat ini vaksin rotavirus buatan Merck dan GSK sudah masuk proses izin di BPOM.

Apabila disetujui Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan), selanjutnya menyiapkan delapan rumah sakit (enam rumah sakit pendidikan, RSUD Kodya Yogyakarta dan RSUD Purworejo) untuk post marketing surveillens vaksin rotavirus. Vaksin diharap bisa mengurangi diare akibat rotavirus.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun